BNPB: 40 Persen Material Reruntuhan Sudah Dievakuasi, Fokus Pencarian di Titik Potensial Korban

oleh
Foto ; Kepala BNPB Letjen TNI Suhariyanto menggelar rapat koordinasi harian di Posko Tanggap Darurat, bersama Deputi III Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan, Laksamana Pertama Bramantyo, Kapolresta Sidoarjo, Dandim 0816, dan sejumlah unsur Forkopimda Kabupaten Sidoarjo, Sabtu, (4/10/2025).

SIDOARJOSATU.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan progres signifikan dalam operasi pencarian dan evakuasi korban ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Hingga hari keenam, Sabtu (4/10/2025), sekitar 40 persen material reruntuhan telah berhasil dievakuasi.

Kepala BNPB Letjen TNI Suhariyanto menyampaikan hal tersebut dalam rapat koordinasi harian di Posko Tanggap Darurat, bersama Deputi III Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan, Laksamana Pertama Bramantyo, Kapolresta Sidoarjo, Dandim 0816, dan sejumlah unsur Forkopimda Kabupaten Sidoarjo. Rapat ini sekaligus menjadi ajang evaluasi atas kekurangan dan tantangan yang dihadapi tim penyelamat di lapangan.

“Memasuki hari keenam, hingga tadi malam sudah ditemukan sembilan jenazah namun semuanya masih dalam proses identifikasi oleh tim DVI Polri. Proses ini memang memerlukan waktu karena sebagian besar korban adalah anak-anak yang belum memiliki KTP, sehingga belum memiliki rekam sidik jari,” ujar Suhariyanto.

Ia menjelaskan, proses identifikasi korban dilakukan dengan metode DNA karena kondisi jenazah yang sudah tiga hari berada di bawah reruntuhan membuat pengenalan visual sulit dilakukan.

“Saat ini, berdasarkan data yang ada, masih ada 49 orang yang dinyatakan hilang,” tambahnya.

Menurutnya, setelah ditemukannya korban terakhir semalam, tim gabungan kini memfokuskan pencarian di titik-titik potensial yang diduga masih terdapat korban. Alat berat telah dikerahkan secara masif untuk mempercepat pembersihan dan pengangkatan material bangunan.

“Harapannya, dengan pembersihan yang lebih masif ini, kita bisa segera menemukan lebih banyak korban. Namun semua dilakukan dengan sangat hati-hati karena di antara material itu ada jasad manusia,” tegasnya.

Suhariyanto juga menegaskan bahwa proses evakuasi dan identifikasi berjalan sesuai prosedur, meski di lapangan masih ada persepsi dari sebagian masyarakat yang menilai lamban.

“Kami sudah menjelaskan kepada keluarga korban bahwa proses evakuasi dan identifikasi membutuhkan waktu. Semua langkah sudah kami lakukan dengan cepat dan hati-hati,” katanya.

Dalam rapat tersebut, BNPB juga memutuskan pemindahan pusat penantian keluarga korban ke RS Bhayangkara, tempat yang dinilai lebih representatif dan nyaman.

“Kami ingin keluarga menunggu di tempat yang lebih layak, dengan fasilitas dan logistik yang memadai. Dengan begitu, mereka bisa lebih tenang sambil menunggu proses identifikasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Suhariyanto mengimbau masyarakat untuk tetap percaya kepada aparat dan tidak melakukan tindakan di luar prosedur.

“Kami mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat agar proses pencarian dan pertolongan ini segera tuntas. Jangan sampai ada tindakan yang justru mengganggu jalannya operasi di lapangan,” ungkapnya.

Hingga saat ini, data sementara menunjukkan terdapat 167 korban dalam insiden ini. Dari jumlah tersebut, 118 korban telah ditemukan, terdiri atas 103 orang selamat, 2 korban selamat yang masih belum teridentifikasi, dan 67 korban meninggal dunia, Dari 67 korban meninggal, 14 jenazah telah ditemukan, dengan 5 di antaranya berhasil diidentifikasi, sementara 9 lainnya masih dalam proses oleh tim DVI.

“Progres pengangkutan material sampai hari ini sudah mencapai 40 persen. Proses ini tetap kami lakukan dengan sangat hati-hati, karena setiap potongan reruntuhan bisa saja menyimpan jasad korban,” pungkas Suhariyanto. (*).

No More Posts Available.

No more pages to load.