SIDOARJOSATU.COM – Tim Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan Sidoarjo terus menunjukkan dedikasinya dalam membantu proses evakuasi korban musibah ambruknya gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Kamis, (2/10/2025) pagi, Tim Baguna mengantarkan satu orang jenazah (korban) ke kawasan Probolinggo, Jawa Timur.
“Tadi pagi, pihak keluarga mendatangi posko Baguna karena ada yang dirawat di Rumah Sakit Islam Siti Hajar. Mereka minta pengawalan ambulans, oleh Basarnas lalu diarahkan ke kita. Setelah itu kita jemput dan antar ke sana (rumah duka), ” ujar Tenaga Medis Baguna, dr. Fitria Rismala Dewi, Kamis, (2/10/2025).
Korban meninggal adalah Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas. Rafi diketahui merupakan santri Ponpes Al-Khoziny. Rafi berhasil di evaluasi oleh Tim SAR dan dibawa ke RS. Siti Hajar Sidoarjo.
“Rumah duka di daerah Probolinggo. Jadi setelah menjemput jenazah ke RS, tim langsung bergerak mengantarkan jenazah ke rumah Duka,” jelasnya.
dr. Fitria Rismala Dewi, menceritakan sejak terjadi ambruknya gedung Ponpes Al-Khoziny, Tim Medis Baguna mendapat perintah untuk turut membantu dalam memberikan pertolongan terhadap korban. Ia menuturkan, hampir seluruh korban yang masih hidup dan dievakuasi dalam kondisi dehidrasi berat.
“sebelum berhasil dievakuasi, saya melakukan rehidrasi manual kepada korban. Sebab, rata-rata mereka sudah dalam kondisi dehidrasi berat. Saya kasih cairan infus yang bisa diminum, serta tambahan oksigen agar korban bisa bertahan,” tambah dr. Fitria.
Sejak Senin (29/9) hingga hari kedua evakuasi, lanjut dr. Fitri, Baguna Sidoarjo telah mengantar puluhan korban dengan armada ambulans ke sejumlah rumah sakit. Sedikitnya ada delapan ambulans milik Baguna yang diterjunkan ke lokasi.
“Pada hari pertama, ada sekitar 70–80 korban yang kita antar ke rumah sakit. Dua jenazah juga kita kirim di hari pertama. Hari kedua ada satu jenazah, dan kemarin hasil evakuasi manual kita antar tujuh korban, empat masih hidup dan tiga meninggal dunia,” terangnya.
Ia menambahkan, beberapa korban yang awalnya dievakuasi dalam kondisi hidup, tak sedikit yang akhirnya meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit dikarenakam kondisi yang sangat kritis.
Meski dengan tenaga terbatas, para relawan Baguna mengaku akan terus mendampingi proses evakuasi hingga tuntas.
“Yang kita lakukan semata-mata demi kemanusiaan. Saat musibah terjadi, kita harus bergerak cepat, membantu semampu kita agar nyawa para korban bisa terselamatkan,” pungkasnya.