Komisi D Dorong BUMD Aneka Usaha Jadi “Bulog”-nya Sidoarjo, Budi Basuki ; Usulan Bagus, Tapi Kondisi Keuangan Terbatas 

oleh
Foto : Ketua Komisi D, Dhamroni Chudlori (dok).

SIDOARJOSATU.COM – Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori, mendorong PT Aneka Usaha mengambil peran strategis sebagai penyangga pangan lokal. Ia mengusulkan agar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut bisa berfungsi layaknya “Bulog”-nya Sidoarjo.

Menurut Dhamroni, langkah ini penting agar hasil panen petani lokal terserap maksimal sehingga harga gabah dan beras tetap stabil di tingkat petani serta terjangkau bagi masyarakat.

“Ketahanan pangan itu dimulai dari sini. Tidak perlu beli dari luar daerah. Kalau gabah petani kita dibeli semua, harga beras bisa stabil dan terjangkau,” ujarnya, Selasa (19/8/2025).

Baca juga : Dukung Ketahanan Pangan, 15 Gapoktan di Sidoarjo Terima Bantuan Handtraktor dan Alsintan

Politisi PKB tersebut menilai PT Aneka Usaha berpotensi menjadi penyangga pangan daerah. Ia berharap BUMD ini bisa membeli langsung hasil panen gabah petani Sidoarjo.

“Langkah ini tidak hanya menjamin stabilitas harga, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani,” tegasnya.

Dhamroni mengaku sudah menyampaikan gagasan ini kepada Dinas Pertanian Kabupaten Sidoarjo. Ia mendorong agar segera ada koordinasi antara dinas terkait dan PT Aneka Usaha.

“Saya juga minta evaluasi di PT Aneka Usaha. Salah satu bidang yang bisa digarap adalah membeli beras langsung dari masyarakat petani,” imbuhnya.

Direktur PT Aneka Usaha, Budi Basuki, menyambut baik usulan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya sebagai BUMD tidak bisa bergerak leluasa tanpa kajian bisnis yang matang.

“Usulan itu bagus dan menarik, tapi kita harus realistis. Aneka Usaha tidak bisa langsung bergerak. Setiap inovasi bisnis perlu ada kajian terlebih dahulu,” ujarnya, Kamis (21/8/2025).

Menurut Budi, hingga saat ini pihaknya belum menyusun kajian terkait peran Aneka Usaha sebagai penyangga pangan.

“Dari sisi bisnis dan kondisi keuangan Aneka Usaha, perlu kita pelajari dulu. Ini butuh waktu dan koordinasi dengan bagian perekonomian di Pemkab. Kalau kajian menunjukkan layak, baru bisa kita jalankan,” tambahnya.

Budi juga mengungkapkan kondisi keuangan PT Aneka Usaha yang masih terbatas. Saat ini, bisnis BUMD tersebut mengandalkan unit percetakan, properti, serta peternakan ayam. Bahkan, untuk membangun kandang ayam, pihaknya harus meminjam dana Rp2,4 miliar dari Bank Delta Arta dengan cicilan Rp69 juta per bulan.

“Kami tidak punya agunan karena aset atas nama Pemda. Jadi terpaksa pinjam untuk operasional. Pendapatan utama sekarang dari peternakan ayam yang panen setiap 35–45 hari,” jelasnya.

Meski demikian, Budi menegaskan pihaknya tetap terbuka terhadap gagasan DPRD. Ia berharap ada dukungan regulasi dan suntikan modal agar PT Aneka Usaha benar-benar bisa memainkan peran strategis di sektor ketahanan pangan. (Had).

No More Posts Available.

No more pages to load.