SIDOARJOSATU.COM – Ketua DPC PKB Sidoarjo, Abdillah Nasih menilai performa pasangan calon bupati dan wakil Bupati Sidoarjo, Achmad Amir Aslichin – H. Edi Widodo dalam debat kandidat ke II yang digelar di Hotel Aston Sidoarjo lebih rasional. Alasannya, Paslon SAE lebih banyak memberikan solusi solutif atas berbagai permasalahan yang ada di Sidoarjo.
“Saya melihat, Paslon SAE sangat menguasai materi. Mungkin karena beliau sudah berpengalaman beberapa periode di kedewanan baik di tingkat kabupaten maupun Provinsi Jatim. Sehingga segala permasalahan diuraikan dengan solusinya. Siplah,” tegas Abdillah Nasih, Jumat, (1/11/2024).
Tak hanya itu, lanjut Nasih, kemampuan Paslon SAE dalam mengartikulasi perubahan zaman. Contohnya, bagaimana Paslon SAE memaparkan tentang kemiskinan berbasis data. Begitu pun dengan kewenangan pada sarana prasarana jalan.
“Kalau hanya sekedar menguraikan caranya tapi tidak ada basis datanya ya percuma. Apalagi ngomong soal perbaikan jalan. Jika tidak mengetahui betul letak kewenangan tersebut, maka akan percuma jika hanya sekedar diprogramkan . Sedangkan jalan sendiri ada yang dari kewenangan daerah, provinsi maupun pusat,” tambahnya.
Sosok Mas Iin, Calon Bupati Sidoarjo baginya adalah sosok yang mengetahui, dan memahami betul persoalan yang terjadi di Sidoajro. Sehingga mas Iin mampu menjabarkan dengan detail permasalahan yang disertai dengan pemberian solusi.
Pihaknya mencontohkan gagasan yang disampaikan mas Iin sapaan akrabnya Achmad Amir Aslichin, terkait program pengembangan sektor ekonomi kerakyatan melalui anggaran Rp 300-500 juta perdusun, menurutnya hal itu jauh lebih realistis dan berprinsip keadilan ketimbang bantuan keuangan khusus per desa. Sebab program itu sebagai upaya menekan angka kemiskinan dan pemberdayaan masyaraka,
“Sebenarnya kami mengapresiasi program Paslon dua-duanya, karena memang untuk kepentingan masyarakat. Tapi disitu ada perbedaan yang signifikan yang mana lebih masuk pada skala kebutuhan yang paling dasar,” urainya.
“Dengan adanya program pengembangan sektor ekonomi kerakyatan di tingkat dusun, maka sebenarnya Paslon tersebuy mencoba mengakomodir kepentingan yang bisa jadi hanya gara-gara perbedaan politik lokal. Tapi ketika program ini dijalankan maka semua akan merata. Program SAE ini sifatnya lebih berprinsip keadilan. Tidak ada dusun A atau dusun B. Hakikatnya program ini juga menumbuhkan lokal wisdom di dusun,” terangnya.
Pihaknya meyakini jika program ini bisa terealisasi, maka kesejahteraan masyarakat yang ada ditingkat dasar akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Mengingat program ini dijalankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (Had).