Sidoarjosatu.com – Program Kelompok Usaha Perempuan Mandiri (KURMA) yang digulirkan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
Seperti yang dirasakan Luluk Musruhah warga Desa Plumbungan, RT1/RW1, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo salah satu Kelompok Perempuan penerima Program KURMA di tahun 2022 kemarin.
“Bojo Kulo Guru Honorer, Bayarane Sitik. Untung Wonten Program Kelompok Usaha Perempuan Mandiri (KURMA), Kulo Saget Usaha Damel Bantu Ekonomi Keluarga Kulo (Suami Saya Guru Honorer, Gajinya Sedikit. Untung Ada Program KURMA, Saya Bisa Usaha untuk Membantu Ekonomi Keluarga Saya)” ucap Luluk.
Dari Modal awal Program KURMA itu, Luluk beserta 4 Ibu-ibu lainnya mendirikan usaha Warung Kopi, Ketan, Kolak Kacang Ijo dan Kuliner.
Luluk menceritakan awal mula hingga Kelompok usahanya mendapatkan KURMA di tahun 2022.
Informasi Program KURMA dari PKK dan Dibantu Pemerintah Desa
Sembari melayani pembeli, Luluk Musruhah menceritakan bagaimana akhirnya kelompok usaha perempuannya mendapatkan bantuan Modal KURMA dari Pemkab Sidoarjo.
“Awalnya tahu dari Ibu-ibu PKK Desa, katanya ada bantuan modal usaha kecil untuk Ibu-ibu yang tidak bekerja alias hanya Ibu Rumah Tangga saja. Program itu namanya KURMA singkatan dari Program Kelompok Usaha Perempuan Mandiri. Ya mengetahui ada program tersebut, akhirnya saya bersama teman-teman Ibu-ibu di Desa Plumbungan ini mengajukan,” katanya.
Karena tidak mengetahui syarat dan dokumen yang harus disiapkan, Luluk pun meminta informasi dan bantuan pamong atau pegawai Pemerintahan Desa.
“Ya karena kita gak paham syarat-syaratnya. Kita pun meminta informasi sekaligus meminta bantuan pamong desa untuk kelengkapan syarat dan dokumennya,” lanjutnya.
Setelah dokumen dan syarat terpenuhi, Luluk beserta 4 Anggotanya mengajukan untuk mendapatkan bantuan modal KURMA tersebut ke Pemkab Sidoarjo.
“Alhamdulillah, dokumen dan syarat kami lengkap, dan akhirnya kami di tahun 2022 kemarin mendapatkan modal usaha dari Program Pak Bupati itu sebesar Rp 8 juta,” papar Luluk
Modal Mendirikan Warung dan Usaha Kuliner
Modal Rp. 8 juta dari Program KURMA, langsung dimanfaatkan kelima perempuan asal Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono tersebut untuk usaha Warung Kopi dan Ketan serta Kolak Kacang Ijo. Tak puas kelima Ibu rumah tangga ini pun membesarkan usahanya untuk berjualan kuliner nasi, tak hanya itu Luluk dan ke empat rekannya pun memberanikan diri membuat jajanan camilan seperti kerupuk, kue kering dan kacang-kacangan.
“Secara bergantian, kami berlima menjaga warung. Dari modal 8 juta itu kita buat beli peralatan warung, serta membeli bahan baku menu yang kami jual. Pagi kita berjualan Nasi Pecel dan Nasi Campur, Sore kita jual Ketan Sambal dan Kolak Kacang Ijo. Untuk sajian Kopi kan memang kita layani hingga warung tutup sekitar jam 22.00 Wib (jam 10 malam red),” kata Luluk
Menurut Luluk, jajanan dan camilan yang dijual di Warung yang dia kelola bersama keempat rekannya itu, semua diproduksi sendiri. Kemudian di Warung tersebut, juga membuka pintu lebar bagi Ibu-ibu di Desanya yang ingin menitipjualkan dagangannya
“Tak hanya di warung kami, produk jajanan dan camilan karya kelompok kami juga sebagian didistribusikan atau dititipkan di warung-warung yang ada di Sukodono. Kami juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi Ibu-ibu lainnya yang ingin menitipkan makanan atau jajanan di warung kami,” ungkapnya.
Ditanya terkait pembagian laba, Luluk menjelaskan jika setiap bulannya selalu dilakukan pengecekkan pembukuan sebelum pembagian laba.
“Pembukuan setiap hari kita lakukan, jadi kita berlima tahu bagaimana modal yang kita keluarkan untuk kebutuhan warung dan keuntungan yang kita dapat. Setelah itu baru setiap bulan kita lakukan pengecekan bersama terkait modal dan keuntungan hasil dari usaha kita. Kita sangat terbuka dan adil terkait permasalahan keuangan,” tuturnya.
Program KURMA Harus Jalan Terus Jangan Sampai Dihentikan
Saat ditanya bagaimana jika Program KURMA ini dihentikan atau dihapus, Luluk sempat kaget dan menjawab singkat
“Saestu Program KURMA ini bermanfaat. Kudu dilanjutno (Sangat benar Program KURMA ini Bermanfaat. Harus dilanjutkan),” kata Luluk.
Luluk pun sempat mencurahkan isi hatinya, bagaimana dirinya bersama keempat Ibu-ibu lainnya sebelum membangun usaha kecil dari bantuan modal Program KURMA Pemkab Sidoarjo itu.
“Kita ini Ibu Rumah Tangga, ingin punya usaha untuk membantu mencari nafkah suami kita. Kami ini orang desa, bukan orang mampu. Kalau kita ingin usaha jelas kita butuh modal besar, paling ya hutang Bank atau malah pingin cepat hutang bank titil dengan bunga yang tinggi,” ungkapnya.
Luluk melanjutkan dengan bantuan Modal Program KURMA dari Pak Bupati yang tanpa meminjam harus mengembalikan, atau membungai sangat membantu Wong Cilik (masyarakat kecil red).
“Alhamdulillah usaha dari modal Program KURMA ini kita yang notabene Ibu Rumah Tangga ini, bisa punya penghasilan sendiri dan tentu bisa membantu perekonomian keluarga,” sambung syukurnya.
Luluk berharap Program KURMA ini terus dilanjutkan oleh Pemkab Sidoarjo.
“Sangat bermanfaat, kami saksi yang merasakan manfaatnya. Dengan bantuan Kurma akan tumbuh pelaku usaha baru yang dikelola ibu-ibu di Desa-Desa di Sidoarjo. Oleh karena itu jangan sampai dihapus atau tidak dilanjutkan lagi Program KURMA ini, sebab banyak harapan Ibu-ibu yang ingin memiliki usaha seperti kami ini,” harapnya.
“Jika ada pihak yang ngomong miring tentang Program KURMA, saya rasa mereka itu salah. Karena saya tahu sendiri banyak manfaatnya bagi pelaku usaha kecil seperti kami ini,” pungkasnya. (*)