Sidoarjosatu.com – Semakin memanasnya suhu politik di Jawa Timur utamanya di Kabupaten Sidoarjo pasca Deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai Capres dan Cawapres di Hotel Mojopahit Surabaya, Sabtu (02/9) kemarin, membuat Nanang Romi Pemerhati Politik Sidoarjo tergelitik untuk berkomentar terkait fenomena tersebut.
“Dirangkulnya Muhaimin Iskandar dengan PKB nya sebagai Cawapres Anies Baswedan oleh Surya Paloh (Nasdem) tidak lepas karena besarnya suara PKB di Jawa Timur,”ungkap Nanang Romi.
Dikatakan Romi, kalkulasi politik yang dilakukan Surya Paloh terhadap tingginya suara PKB di Jawa Timur itulah yang membuat ditariknya Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres dari Anies Baswedan.
“Kalau di Sidoarjo, suara PKB sangat besar sekali dan merupakan peraih kursi terbanyak di DPRD Sidoarjo yakni 16 Kursi. Ditambah lagi Bupati dan Wakil Bupatinya juga dari PKB yang notabene kalangan Nahdliyyin,”ujar Romi yang juga Pengurus Lira Jatim ini.
Pasca digelarnya deklarasi Anies – Muhaimin sebagai Capres dan Cawapres 2024 di Hotel Majapahit Surabaya kemarin, lanjut Romi pihaknya memprediksi suara Anies -Muhaimin akan naik signifikan dan sesuai harapan. Namun, bisa juga perolehan suaranya akan turun.
Dijelaskan Romi, kenaikan suara Anies – Muhaimin karena mesin partai berjalan sangat harmonis di tubuh PKB Sidoarjo ditambah lagi Muhaimin Iskandar merupakan Ketua Umum PKB yang pastinya akan membuat berbagai kebijakan untuk pemenangannya. Ditambah lagi Muhaimin Iskandar merupakan Warga NU .
“Namun, mungkin juga bisa turun perolehan suaranya, karena polarisasi warga PKB soal Capres belum tentu seirama dengan elit politik PKB,”ungkapnya.
Untuk saat ini, Dirinya melihat popularitas Prabowo Subianto sebagai Capres masih cukup tinggi di Sidoarjo. Apalagi pindahnya PKB ke koalisi Nasdem terkesan terburu-buru, tentu hal tersebut menjadi catatan bagi warga Sidoarjo.
“Artinya dalam mengambil momentum tersebut terlihat syahwat politik Cak Imin sangat tinggi untuk menjadi Cawapres,”tandasnya.(*)
