“Literasi matematis tidak hanya mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep matematika, melainkan kemampuan untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan melihat hubungan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari”,
Oleh : Sulis Indawati, S.Pd., (Kepala Sekolah SD Negeri Banjarasri Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo) – Pascasarjana Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya.
Dosen Pengampu: Dr. Hitta Alfi Muhimmah, M.Pd. dan Dr. Ganes Gunansyah, S.Pd., M.Pd.
SIDOARJOSATU.COM – Literasi matematis menjadi salah satu keterampilan dasar yang perlu dikuasai oleh siswa sejak dini, terutama di tingkat pendidikan dasar. Pembelajaran matematika harus dilakukan secara terintegrasi dan kontekstual, sehingga siswa tidak hanya mampu menguasai teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika dalam situasi nyata.
Pada tingkat sekolah dasar, pengembangan literasi matematis harus diupayakan sejak dini dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pembentukan dasar keterampilan berpikir logis dan analitis anak-anak yang sangat berguna di masa depan.
Untuk itu, implementasi literasi matematis di sekolah dasar menjadi sangat penting untuk disosialisasikan kepada para pendidik, orang tua, dan pemangku kebijakan pendidikan.
Implementasi Literasi Matematis di Sekolah Dasar
Implementasi literasi matematis di sekolah dasar tidak hanya berfokus pada pengajaran teori matematika, tetapi juga pada kemampuan siswa untuk menghubungkan konsep-konsep matematika dengan masalah kehidupan nyata. Agar literasi matematis dapat terwujud secara efektif, beberapa langkah perlu dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Langkah-langkah tersebut antara lain, melibatkan pendekatan yang menyeluruh dan beragam dalam metode pengajaran.
Salah satu langkah pertama adalah dengan merancang kurikulum yang tidak hanya mengajarkan rumus-rumus matematika, tetapi juga bagaimana rumus tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, dalam topik pengukuran panjang, siswa bisa diajak untuk mengukur objek-objek di sekitar mereka seperti meja, kursi, atau bahkan benda-benda di lingkungan sekitar. Dengan pendekatan seperti ini, siswa tidak hanya belajar teori matematika, tetapi juga merasakan kegunaan langsung dari apa yang mereka pelajari.
Selain itu, pembelajaran matematika yang kontekstual dapat dilaksanakan melalui penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi informasi, seperti aplikasi pembelajaran matematika berbasis game atau menggunakan simulasi komputer yang memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah matematis dalam situasi yang lebih interaktif.
Metode ini terbukti efektif dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, serta dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis mereka.
Studi Kasus: Implementasi Literasi Matematis di SDN Banjarasri
Sebuah studi kasus yang dilakukan di SDN Banjasasri menunjukkan, bahwa penerapan pembelajaran berbasis studi kasus kehidupan nyata dalam matematika memiliki dampak yang sangat positif terhadap kemampuan literasi matematis siswa. Di sekolah ini, para guru menerapkan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan pelajaran matematika dengan permasalahan yang dihadapi siswa sehari-hari, seperti mengelola uang saku atau menghitung waktu perjalanan ke sekolah.
Pada contoh studi kasus tersebut, para siswa diminta untuk merencanakan sebuah acara sekolah, seperti membuat anggaran untuk kegiatan ekstrakurikuler. Dalam proses tersebut, mereka belajar cara mengatur dan menghitung biaya, mengalokasikan dana untuk berbagai kebutuhan, serta memahami konsep-konsep matematika seperti penjumlahan, pengurangan, dan persentase.
Melalui kegiatan ini, siswa dapat melihat relevansi matematika dalam kehidupan mereka sehari-hari, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi dan minat mereka terhadap pelajaran matematika.
Adapun hasil dari implementasi ini menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih percaya diri dalam memecahkan masalah matematika, baik dalam konteks akademik maupun dalam kehidupan nyata. Lebih dari itu, mereka juga mulai memahami pentingnya matematika dalam berbagai aspek kehidupan, dari menghitung waktu hingga perencanaan keuangan.

Peran Guru dalam Meningkatkan Literasi Matematis
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan implementasi literasi matematis di sekolah dasar. Seorang guru tidak hanya berfungsi sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai fasilitator yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menantang bagi siswa. Oleh karena itu, guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang mengintegrasikan konsep-konsep matematika dengan kegiatan nyata yang dekat dengan kehidupan siswa.
Sebagai contoh, dalam pembelajaran tentang geometri, guru dapat mengajak siswa untuk membuat model bangun ruang dari bahan-bahan yang ada di sekitar mereka, seperti karton atau kertas. Hal ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang bentuk dan ukuran, tetapi juga mengembangkan kemampuan spatial atau pemahaman ruang yang sangat penting dalam pembelajaran matematika lebih lanjut.
Selain itu, pelatihan untuk guru sangat penting dilakukan agar mereka dapat terus mengembangkan keterampilan pedagogis mereka dalam mengajar matematika. Pelatihan ini juga bisa mencakup penggunaan teknologi pendidikan yang dapat mendukung pembelajaran matematika secara lebih menyeluruh dan menyenangkan. Dengan demikian, guru akan lebih siap untuk mengatasi tantangan dalam mengajarkan matematika dan meningkatkan literasi matematis siswa.
Peran Orang Tua dalam Mendukung Literasi Matematis
Orang tua juga memiliki peran yang tidak kalah penting dalam mendukung literasi matematis anak-anak mereka. Dukungan dari orang tua dapat memperkuat pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Misalnya, orang tua dapat membantu anak-anak mereka dengan memberikan contoh-contoh masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung jumlah bahan makanan di rumah atau membantu anak mengelola anggaran pribadi.
Selain itu, orang tua dapat mendorong anak-anak untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan matematika atau bahkan melibatkan mereka dalam kegiatan yang memerlukan keterampilan matematika, seperti memasak (mengukur bahan), berbelanja (menghitung harga), atau melakukan aktivitas lain yang melibatkan angka dan perhitungan.
Kesimpulan
Meningkatkan literasi matematis di sekolah dasar merupakan langkah penting untuk mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas dalam hal akademik, tetapi juga mampu berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara kreatif. Implementasi literasi matematis yang efektif di SD dapat dicapai melalui pendekatan kontekstual, penggunaan media pembelajaran yang menarik, serta peran aktif guru dan orang tua dalam mendukung proses pembelajaran.
Dengan demikian, literasi matematis di sekolah dasar dapat menjadi fondasi yang kokoh bagi perkembangan keterampilan matematis siswa di jenjang pendidikan selanjutnya. (*)





