Pelatihan Pangan Olahan Non Beras dan Non Terigu di Sidoarjo

oleh -356 Dilihat

Sidoarjosatu.com – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, mengadakan pelatihan pangan olahan non beras dan non terigu yang berfokus pada singkong, di Ballroom Aston Kahuripan Hotel pada Rabu, (18/9/2024). Pelatihan ini dihadiri oleh sekitar 300 pendidik dari IGTKI Kabupaten Sidoarjo dan dibuka oleh Plt. Bupati H. Subandi.

Dalam sambutannya, Subandi menekankan pentingnya konsumsi pangan berkualitas untuk kesehatan dan produktivitas. Ia menyatakan kualitas konsumsi pangan dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan,” dan menyoroti potensi pangan lokal yang masih kurang dihargai dibandingkan tepung terigu, yang dapat berisiko bagi kesehatan.

Bahan baku pangan lokal di Indonesia sangat beragam antara lain singkong, garut, sukun, jagung, sagu, ubi jalar dan sebagainya.

“Makanan yang berasal lokal saat ini dianggap sebagai makanan khas. Pamornya masih kurang bersinar dibandingkan dengan makanan yang berbahan dasar terigu,” ungkapnya.

Padahal tepung terigu Ini mengandung gluten, kurang bagus bagi kesehatan. Berbahaya bagi orang yang memiliki alergi makanan. Dan mengakibatkan peradangan usus kecil karena zat gluten ini sulit dicerna oleh pencernaan jika terlalu banyak dikonsumsi. Selain itu dapat mengakibatkan obesitas, zat gluten berbahaya bagi anak autis karena memicu peradangan yang mengakibatkan semakin hiperaktif.

Lebih lanjut menurut Subandi, konsumsi bahan dasar tepung terigu di Indonesia mencapai 99,7%, dari total seluruh konsumsi masyarakat. untuk itu, melalui pelaksanaan kegiatan ini diharapkan berkembangnya usaha pangan olahan berbasis sumber daya lokal sehingga dapat meningkat sehingga ekonomi masyarakat juga meningkat.

“Untuk mendukung perekonomian di Sidoarjo melalui kreativitas ibu-ibu melalui kesukaan ibu, pemerintah bersiap membwrikan pelatihan dan pe.bekalan kepada ibu-ibu sebagai penyangga rumah tangga juga aebagai tenaga pendidik yang bisa mencetak generasi emas baik melalui pendidikan maupun konsumsi makanan”, pungkasnya

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian, Eni Rustianingsih, ST, MT, menjelaskan tujuan pelatihan ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal, mengingat isu konsumsi gluten yang berlebih dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

“Harapannya ibu-ibu bisa memahami bahan pangan yang aman dan inovatif,” ungkapnya.

Dalam sesi pelatihan, narasumber Lim Evi Gernawati memberikan panduan praktis dalam menciptakan olahan makanan dari bahan lokal. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat melalui inovasi pangan berbasis sumber daya lokal. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.