Sidoarjosatu.com – Pemkab Sidoarjo kembali memberikan insentif kepada Tenaga Kesehatan/Nakes dan kader Posyandu. Kali ini diberikan kepada pejuang-pejuang kesehatan yang ada di Kecamatan Krembung, Rabu, (2/8/2023).
Ada sebanyak 338 orang yang mendapatkannya. Terdiri dari 7 Nakes praktik mandiri dan 331 kader kesehatan. 7 orang Nakes tersebut merupakan bidan dan perawat. Mereka mendapatkan insentif sebesar Rp. 250 ribu perbulan. Namun diterima langsung selama 6 bulan. Total yang diterima Rp. 1,5 juta. Sedangkan kader Posyandu mendapatkan honor Rp. 30 ribu perbulan. Juga diterima langsung selama 6 bulan. Sehingga mereka langsung menerima Rp. 180 ribu. Insentif tersebut telah di transfer ke rekening masing-masing di Bank Jatim.
Uang insentif tersebut diserahkan Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Dr. Fenny Apridawaty, S.KM.,M.Kes kepada mereka di aula SMAN 1 Krembung, Rabu, (2/8). Anggota DPRD Sidoarjo dari komisi D Reza Ali Faizin serta Camat Krembung Dra. Dana Riawati M.Si juga ikut menyerahkannya.
Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan fasilitas BPJS Ketenagakerjaan kepada kader kesehatan di Kecamatan Krembung. Ada sebanyak 204 kader PPKBD maupun kader Posyandu di Kecamatan Krembung yang mendapatkannya.
Mewakil Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP, Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Fenny Apridawaty menyampaikan bahwa pemberian uang insentif tersebut bentuk perhatian Pemkab Sidoarjo. Dikatakannya bahwa baru tahun ini Nakes memperoleh insentif. Mereka adalah bidan maupun perawat yang berpraktek mandiri. Mereka juga bersedia memberikan layanan kepada masyarakat 24 jam.
“Di Kabupaten Sidoarjo ada 204 Nakes, mereka 71 bidan dan 133 perawat, mereka bersedia memberikan layanan kepada masyarakat 24 jam,”ucapnya.
Dalam kesempatan itu Fenny Apridawaty juga menyampaikan pesan bupati Sidoarjo kepada mereka. Pesannya untuk menurunkan angka stunting di Kecamatan Krembung. Dikatakannya terdapat dua Lokus (Lokasi Fokus) stunting. Yakni di Desa Tambak Rejo dan Desa Mojoruntut.
“Mohon sangat untuk diperhatikan Lokus stunting ini, sinergi dengan semua pihak untuk dapat menurunkan angka stunting ini,”pintanya.
Pesan bupati Gus Muhdlor selanjutnya yang disampaikannya adalah untuk menurunkan ODF (Open Defecation Free) atau stop buang air besar sembarangan. Ia meminta peran kader kesehatan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat permasalahan kesehatan tersebut. Disampaikannya bahwa kondisi ODF di Kabupaten Sidoarjo masih relatif tinggi. Masih ada 6.696 rumah yang tidak memiliki jamban sehat. Data tersebut terekam pada bulan Januari lalu. Namun pada bulan Juli kemarin sudah turun menjadi 5.769.
“Tahun ini kita tergetkan 250 desa di Kabupaten Sidoarjo sudah ODF,” ucapnya.(*)