Sidoarjosatu.com – Philia Tungga Dewi, siswi kelas 1 SDIT Nurul Fikri Sidoarjo terpilih sebagai siswi termuda yang menghafal 5 juz Al-Qur’an. Penghargaan itu diberikan kepada Philia saat kegiatan Wisuda Al-Qur’an dan Parenting SDIT Nurul Fikri Sidoarjo bertempat di Gedung Serbaguna Agrowisata Lebo, Sidoarjo, Sabtu, (24/6/2023).
Philia merupakan satu dari 16 belas siswa yang menerima penghargaan atas atas hafalan Al-Qur’an. SDIT Nurul Fikri merupakan sebuah lembaga formal dibawah naungan Kemendikbud yang menggunakan model Full Day School dengan konsep sekolah Integrated Activity dan Integrated Curriculum. Sehingga terwujudnya Internalisasi nilai-nilai knowledge, skill dan Islamic attitude.
Hafal Qur’an minimal 3 juz merupakan salah satu program unggulan di SDIT Nurul Fikri. Dimana dalam program tersebut memprioritaskan penanaman nilai-nilai keislaman, pembiasaan perilaku mulia, life-skills, entrepreneur skills, teknologi informasi, aksi peduli sosial, Leadership, cinta tanah air, pameran hasil karya dan gelar kreatifitas.
“Alhamdulillah senang sekali. Semoga lulus SD bisa hafal Al-Qur’an 30 juz,” ujar Philia, Sabtu, (24/6/2023).
Dalam kesehariannya, Philia menghabiskan waktunya dengan belajar, mengaji, dan menghafal Al-Qur’an. Seperti biasa, Philia membiasakan diri bangun pukul 04.00 Wib sembari menunggu sholat shubuh. Setelah itu, dia langsung berangkat ke Pondok untuk mengaji.
Tepat pukul 06.30 Wib, Philia bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Selama di sekolah, anak ketiga dari pasangan Saiful Anam dan Puspawati juga dikenal rajin dan pintar. Meski setiap harinya bergelut dengan hafalan Al-Qur’an, dia cukup ulet dalam membagi waktu belajar, menghafal dan bermain.
“Waktunya main ada sendiri. Biasanya hari Sabtu dan Minggu. Dikarenakan libur sekolah,” ucap Philia.
Selepas sekolah, yakni sekitar pukul 15.30 Wib, Philia kemudian bersiap-bersiap pergi ke pondok untuk mengaji kembali hingga pukul 20.00 Wib. Ditengah kesibukannya membagi waktu belajar dan menghafal, orang tua Philia tak menampik jika anaknya butuh waktu bermain. Sehingga selepas mengaji orang tua Philia memberikan waktu bermain di rumah.
Puspawati, Ibu Kandung Philia mengaku bangga dengan prestasi yang dimiliki anaknya. Meski diusianya yang terbilang bocah, dia mampu membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan lancar.
Menjadi seorang tahfidz, merupakan impian dan harapan besar keluarga. Namun demikian, kegiatan itu dilakukan tanpa paksaan. Menurutnya, hal itulah yang menjadikan Philia mudah dalam menghafal 5 juz Al-quran dalam kurun waktu satu tahun.
Berbagi Tips Parenting.
Pertama, menjadi seorang Hafidzah (penghafal Al-Qur’an) dibutuhkan yang namanya Istiqomah (pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus). Meski terbilang sepele, Istiqomah merupakan pekerjaan berat untuk dilakukan. Sehingga tidak sedikit orang yang gagal dalam hal Istiqomah.
“Memang harus diluruskan niatnya. Tujuannya tidak lain adalah ibadah. Memahami Al-Qur’an, dan menghafalnya. Dan Alhamdulillah di disini (SDIT Nurul Fikri) juga ketat sekali dalam membimbing siswa,” ungkap Puspawati.
Tips kedua, tidak adanya paksaan terhadap anak untuk menghafal Al-Qur’an. Puspawati pun bercerita, sejak kelahiran Philia, dia bersama suaminya lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain bersama. Berawal dari lagu-lagu religi (sholawat) yang sering diputar, Philia mulai terbiasa dengan bahasa Arab, dan bahkan tak sedikit sholawat dihafalkannya.
Ketertarikannya dalam seni sholawat, menurut Puspawati, lebih memudahkan anak untuk belajar bahasa Al-Qur’an. Penanaman nilai itu terus dilakukan Puspawati saat mendaftarkan anaknya ke sekolah SDIT Nurul Fikri.
Ketiga, pemberian reward. Menurutnya, pemberian reward sangat penting untuk memacu semangat anak, terutama dalam kegiatan-kegiatan positif.
Dan terakhir, orang tua tidak hanya meluangkan waktu, melainkan memberikan waktu untuk tumbuh kembang anak. Termasuk dalam menghafal Al-Qur’an.
Menghafal Dengan Metode Wafa
Ditengah kemajuan zaman, tidak bisa dipungkiri banyak sekali faktor yang menyebabkan terganggunya belajar siswa. Termasuk membaca Al-qur’an Sehingga lembaga sudah menyiapkan metode khusus agar pembelajaran Al-Qur’an lebih menyenangkan.
“Kami menerapkan metode Wafa untuk pembelajaran Al-Qur’an. Sehingga anak-anak lebih enjoy ketika belajar dan menghafal,” tutur Kepala Sekolah SDIT Nurul Fikri, Siti Maimunah.
Metode Wafa merupakan inovasi metode pembelajaran Al-Qur’an dengan memaksimalkan pendekatan otak kanan yang komprehensif, mudah, dan menyenangkan. Dalam proses pembelajarannya menggunakan metode 5P (Pembukaan, Pengalaman, Pengajaran, Penilaian dan Penutupan) serta menggunakan nada hijaz.
Selain itu, peranan orang tua sangat penting dalam membantu mempercepat hafalan siswa ketika di rumah. (Had).