Bawaslu Kabupaten Sidoarjo Luncurkan Buku “Kisah Penjaga Suara Warga Kota Delta”

oleh -1104 Dilihat
Foto ; Ketua Bawaslu Kabupaten Sidoarjo, Agung Nugraha, SH., bersama penulis buku berjudul "Kisah Penjaga Suara Warga Kota Delta", di Hotel Aston, Sidoarjo, Senin, (30/12/2024).

SIDOARJOSATU.COM – Bawaslu Kabupaten Sidoarjo meluncurkan buku berjudul Kisah Penjaga Suara Warga Kota Delta: Potret Pengawas Adhoc Pemilu 2024 di Kabupaten Sidoarjo, di Hotel Aston Sidoarjo, Senin (29/12/2024).

Buku setebal 134 halaman ini memotret perjalanan pengawasan Pemilu 2024 di Kabupaten Sidoarjo, dengan fokus pada peran pengawas adhoc, mulai dari Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam), Pengawas Kelurahan/Desa (PKD) dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS).

Buku yang meski terbilang sederhana namun lumayan berbobot ini ditulis oleh tiga orang, yakni Fathur Rohman (Kordiv SDMO dan Diklat Bawaslu Sidoarjo), Agisma Dyah Fastari (Kordiv Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hunas Bawaslu Sidoarjo) dan Mohammad Afifudin (Dosen Sosiologi FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM)).

Baca juga : Libatkan Ratusan Organisasi Kepemudaan dan PKK, Bawaslu Jatim Sosialisasi Pengawasan Partifipastif

Peluncuran buku tersebut dilakukan oleh Ketua Bawaslu Sidoarjo Agung Nugraha didampingi oleh ketiga penulis buku tersebut, disaksikan oleh para Ketua Panwascam se-Kabupaten Sidoarjo dan sejumlah undangan lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Agung Nugraha mengapresiasi kontribusi besar yang diberikan oleh pengawas pemilu adhoc dalam menjaga kualitas pemilu 2024.

Berdasarkan data yang dimiliki Bawaslu Sidoarjo, lebih dari 13.500 produk hasil pengawasan, ada sekitar 200 temuan dugaan pelanggaran yang akhirnya ditindaklanjuti melalui saran perbaikan.

Dari temuan pelanggaran tersebut, Agung mengungkapkan bahwa sebagian besar berkaitan dengan pemutakhiran data pemilih, termasuk perbaikan data pemilih yang meninggal dunia, perubahan status, dan isu terkait lainnya.

“Saran perbaikan yang kami ajukan sudah diterima dengan baik, sehingga dapat memperbaiki kualitas daftar pemilih,” jlentreh Agung.

Agung juga menekankan pentingnya informasi hasil pengawasan untuk dipublikasikan kepada masyarakat.

Menurutnya, meskipun anggaran perjalanan dinas Bawaslu Sidoarjo terbatas, pencatatan yang baik dari hasil pengawasan membuktikan bahwa tugas pengawasan tetap berjalan efektif, bahkan dengan anggaran yang terbatas.

Dalam buku tersebut, Agung juga menggambarkan tantangan yang dihadapi pengawas di wilayah Sidoarjo, yang sebagian besar merupakan daerah pedesaan dengan akses yang sulit dijangkau.

Di Sidoarjo, ada wilayah seperti dusun Kepetingan dan Dusun Kajang yang hanya bisa dijangkau menggunakan perahu. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran pengawas adhoc dalam menjamin kelancaran proses pemilu di daerah-daerah terpencil.

Agung juga menyoroti tantangan yang akan dihadapi dalam Pemilu 2024 dan Pilkada mendatang.

“Kita harus memastikan bahwa sistem pemilu yang ada dapat terintegrasi dengan baik, dari tingkat desa hingga nasional. Salah satu tantangan terbesar adalah mengatasi politik uang yang bisa merusak sistem pemilu,” tandas Agung Nugraha.

Foto : Penulis buku, Fathur Rohman, yang juga menjabat sebagai Koordinator Divisi SDMO dan Diklat Bawaslu Kabupaten Sidoarjo,

Sementara, penulis buku, Fathur Rohman, yang juga Koordiv SDMO dan Diklat Bawaslu Sidoarjo, mengungkapkan bahwa penerbitan buku ini merupakan tindak lanjut dari perintah Bawaslu RI untuk mendokumentasikan kinerja pengawas adhoc di seluruh Indonesia.

Buku ini bertujuan untuk mencatat perjalanan pengawasan yang selama ini hanya tertuang dalam laporan tahunan.

Menurut Fathur, keberhasilan penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada 2024 sangat bergantung pada kerja keras pengawas adhoc.

“Tanpa pengawas adhoc, penyelenggaraan Pemilu maupun Pilkada tidak akan berjalan maksimal. Mereka adalah ujung tombak yang menjaga keadilan dan integritas proses pemilu,” tegas Fathur.

Fathur juga menjelaskan bahwa buku ini mencakup berbagai aspek, termasuk proses rekrutmen pengawas, tantangan di lapangan, serta perjuangan mereka untuk mencegah pelanggaran pemilu.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah pengawasan distribusi logistik yang sering kali harus melalui jalur sulit, seperti di daerah Dusun Kalikajang dan Dusun Kepetingan yang hanya bisa dijangkau dengan perahu.

Buku ini juga berfungsi sebagai bentuk apresiasi terhadap pengawas adhoc yang telah berjuang keras dalam memastikan integritas Pemilu dan Pilkada.

“Kami ingin memberikan penghargaan kepada rekan-rekan pengawas yang telah berusaha maksimal, meski menghadapi berbagai keterbatasan,” tambah Fathur.

Buku ini menjadi catatan penting dalam perjalanan demokrasi di Kabupaten Sidoarjo, sekaligus memberi wawasan kepada publik tentang tantangan yang dihadapi oleh para pengawas Pemilu, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Kedepannya, Bawaslu Kabupaten Sidoarjo berencana untuk menerbitkan buku serupa yang lebih mendalam, yang akan mencakup seluruh aspek pengawasan, pencegahan, dan pelaksanaan pemilu di lapangan. (Had)

No More Posts Available.

No more pages to load.