SIDOARJO- Pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan grafik penurunan signifikan. Namun langkah pemulihan kondisi sosial ekonomi termasuk pendidikan, penting untuk segera dilakukan. Semangat itulah yang ditunjukkan Presiden Jokowi dalam rencana penerapan new normal, beberapa hari terakhir ini.
Gayung bersambut, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung langkah yang diambil pemerintah pusat tersebut. Tak hanya itu, PKB juga mendorong pemerintah memberikan perhatian khusus pada penerapan new normal di pondok pesantren. Karena selain sebagai pusat pendidikan, pondok pesantren punya peran penting sebagai penopang stabilitas ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
“Kami di Jawa timur sangat mendukung langkah ini, kami juga akan kawal penuh persiapan implementasinya. Khususnya untuk pondok pesantren,” ungkap Achmad Amir Aslichin, anggota DPRD Jatim Fraksi PKB.
Dari data pondok pesantren Kemenag di Jawa Timur pada 2019 terdapat 4.550 pondok pesantren dengan 574.340 santri. “Kita dapat bayangkan, hampir tiga bulan ini, sekian banyak pondok memulangkan santrinya. Tentu tak hanya berdampak pada pondok. Tapi juga pada banyak sektor yang ekonominya bergantung pada aktivitas pondok,” kata pria yang akrab disapa Mas Iin.
“Sebab itu, kami mendorong pemerintah provinsi Jatim, Ibu Gubernur Khofifah khususnya. Untuk tidak ragu menerapkan new normal di pondok pesantren. Tentu juga dengan penerapan ketat protokol pencegahan Covid-19, berikut support anggaran untuk kebutuhan standarisasi infrastruktur penopangnya,” tambahnya.
Penerapan new normal, imbuh Mas Iin, khususnya di pondok pesantren memang butuh perhatian khusus pemerintah. Mulai tahap pengembalian santri dari berbagai daerah, pemeriksaan massal, standarisasi sarana kesehatan dan ruang belajar, hingga pengalokasian anggaran khusus selama transisi new normal.
“Kami akan koordinasikan secara intens, dengan PWNU, PCNU, RMI, soal kesiapan dan kebutuhan pesantren di masa new normal diterapkan nanti. Kami juga akan dorong pemerintah provinsi juga daerah, mendukung penuh persiapan tersebut,” tegasnya.
Menurutnya, new normal sebagai langkah yang dipilih pemerintah seyogyanya kita pahami secara bijak. New normal sama sekali tak berarti kita menyerah pada pandemi. Kelaziman baru ini justru menuntut kita untuk cepat beradaptasi. “Adaptasi adalah kunci kita menghadapi pandemi. Sebab itu, bersama kita harus mengawal penerapan new normal,” pungkas pria yang pernah menjadi Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo selama 2 periode itu. (SS-3/er)