Pembangunan Frontage Road Harus Jadi Skala Prioritas

oleh -2501 Dilihat

SIDOARJO- Meningkatnya jumlah kendaraan di jalan membuat akses jalan di Sidoarjo sangat padat. Terutama di kawasan Waru hingga Buduran. Realisasi pembangunan frontage road (FR) menjadi salah satu solusi untuk mencegah kemacetan di jalan.

Namun, sudah sejak lama pembangunan FR mengalami kendala. Mulai dari pembebasan lahan serta hibah yang prosesnya belum kelar. “Harus ada skala prioritas dan target FR harus segera dirampungkan,” tegas bakal calon bupati (bacabup) Sidoarjo H. Achmad Amir Aslichin, SH, B.PD, B.PC.

Data terbaru dari kantor Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR/BTN) Sidoarjo, total kebutuhan lahan FR mencapai 262 bidang. Pada 2019, berhasil dibebaskan 180 bidang. Jadi kurang 82 bidang tanah lagi.
Lokasi 82 bidang itu tersebar di delapan desa. Mulai Kedungrejo, Waru, Sawotratap, hingga Gedangan. Kemudian, Sruni, Tebel, Banjarkemantren, sampai Buduran. Sebanyak 30 pemilik lahan siap menyerahkan lahannya ke pemkab.

Menurut bacabup yang akrab disapa Mas Iin ini ada sejumlah penghambat untuk menyelesaikan FR sepanjang 9,2 kilometer itu. Hambatan disebabkan karena beberapa faktor. Di antaranya, pemilik lahan tidak menerima hasil appraisal. Kedua, pemilik lahan tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikan lahan. Ketiga, aset tanah masih diagunkan ke bank. Keempat, ada sengketa ahli waris. “Sejumlah persoalan itu harus ada titik terang agar tidak jadi ganjalan,” terang lulusan Bachelor of Planning and Design The University of Melbourne, Australia itu.

Mantan Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo dua periode ini mengatakan, penyelesaian pembangunan FR harus dilakukan dengan cepat. FR sangat dibutuhkan untuk mengurai kemacetan di jalan mulai dari Waru hingga Buduran. “Kami minta BPN juga ikut membantu memproses masalah pembebasan lahan dengan cepat,” ujarnya.

Anggota DPRD Jatim ini menyebut jika konsinyasi menjadi salah satu jalan agar pembebasan lahan bisa segera dilakukan. Selain itu, masalah hibah tanah dan bangunan juga harus diselesaikan dengan cepat. “Pembebasan lahan harus tuntas secepatnya,” terangnya.

Mas Iin yang juga lulusan Bachelor of Property and Contruction di Australia itu menegaskan, total panjang 9,2 km dibagi menjadi beberapa segmen. Manakala ada segmen yang lahannya sudah terbebaskan semua, maka Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo harus segera mengerjakan pembangunan fisiknya. “Mana yang sudah beres bisa dikerjakan. Mulai dari jembatan atau jalan,” jelasnya. (SS-3/er)

No More Posts Available.

No more pages to load.