SIDOARJOSATU.COM – Beberapa RT di Desa Panjunan, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, terendam banjir akibat meluapnya aliran air dari Afvour Bulubendo. Kejadian ini terjadi setelah hujan deras yang mengguyur sejak Minggu sore (7/12) dan menyebabkan air tidak dapat mengalir lancar. Menanggapi hal tersebut, Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi, bersama sejumlah pejabat daerah, melakukan inspeksi ke lokasi banjir pada Senin (6/12).
Subandi yang didampingi oleh Dandim 0816/Sidoarjo Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo, Kapolresta Sidoarjo Kombes. Pol. Christian Tobing, serta beberapa Kepala Dinas terkait, menilai bahwa aliran air di Afvour Bulubendo tersumbat oleh sampah, terutama di area jembatan yang rendah. Akibatnya, air meluber ke pemukiman warga.
“Aliran air di Afvour Bulubendo tersumbat, banyak sampah yang menghalangi di jembatan. Untuk itu, kami akan segera melakukan normalisasi dan juga peninggian jembatan agar air bisa mengalir dengan lancar,” kata Subandi.
Selain itu, Subandi juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya banjir di masa mendatang. Ia meminta agar warga tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sungai, yang dapat memperparah kondisi saat musim hujan.
“Kita mengharapkan kepada seluruh warga Sidoarjo, mari kita menjaga kebersihan, terutama jangan membuang sampah di sungai,” ujar Subandi.
Ali Kasan, salah satu warga Desa Panjunan, menceritakan bahwa genangan air mulai terjadi sejak hujan deras pada Minggu sore. Meskipun air tidak masuk ke rumahnya, genangan setinggi 30 cm merendam seluruh pelataran rumah. Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya warga telah melakukan kerja bakti untuk membersihkan sungai guna mencegah banjir. Saat kerja bakti terakhir pada Desember, mereka menemukan kasur yang menyumbat jembatan. Setelah kasur tersebut diangkat, genangan air pun berangsur-angsur surut.
“Genangan air ini mulai terjadi usai hujan deras kemarin. Setelah kami bersihkan, alhamdulillah air surut,” ungkap Ali.
Ali juga mengakui bahwa Desa Panjunan memang menjadi wilayah langganan banjir, terutama saat musim penghujan. Menurutnya, banjir mulai sering terjadi sejak 2010 lalu, disebabkan oleh kontur tanah yang rendah.
“Tempat ini memang langganan banjir, hampir setiap musim hujan air selalu menggenangi rumah,” tuturnya.
Melalui langkah normalisasi sungai dan peninggian jembatan yang direncanakan, diharapkan banjir yang merendam beberapa RT di Desa Panjunan dapat diatasi, sekaligus memberikan solusi jangka panjang untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.





