SIDOARJO- Jumlah pengangguran di Indonesia dipastikan akan meningkat. Salah satunya karena dampak pandemi Covid-19. Berbagai upaya harus dilakukan pemerintah agar masyarakat bisa kembali bekerja untuk meningkatkan perekonomian.
Nah, bakal calon bupati Sidoarjo Achmad Amir Aslichin memiliki sejumlah terobosan agar pengangguran bisa tereduksi. Misalnya melalui UMKM. Penyederhanaan regulasi UMKM dapat menjadi solusi jitu agar masyarakat semakin kreatif. “Pemerintah jangan tanggung-tanggung untuk membantu perizinan terutama saat kondisi sekarang,” ujar anggota Komisi B (bidang perekonomian) DPRD Jawa Timur itu.
Mas Iin panggilan akrabnya menegaskan, pemerintah melalui kementerian dan dinas terkait bisa jemput bola untuk membantu para pelaku UMKM mengurus regulasi perizinan. Apalagi, problematika yang terjadi pada UMKM adalah perizinan dan pemasaran. Banyak produk UMKM yang bagus namun terkendala oleh perizinan. Mereka kesulitan untuk memperoleh izin edar, izin atas keamanan konsumsi seperti BOPM serta sertifikasi halal sangat menghambat laju usaha mereka. “Memberikan layanan konsultasi maupun pendampingan pengurusan izin juga bisa dilakukan,” ucap mantan Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo dua periode itu.
Jika pelaku UMKM itu diberi kemudahan dalam perizinan dan difasilitasi, tidak menutup kemungkinan bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja. Khususnya bagi masyarakat yang terkena PHK. “Proses perizinan yang berbelit dan memakan biaya adalah momok utama bagi mereka untuk mau mengurus izin usahanya. Termasuk di Sidoarjo,” terang Founder Sidoarjo Bisa itu.
Kemajuan teknologi informasi saat ini, ujarnya, sangat bisa membantu pemerintah dalam mempermudah, memperlancar dan mempercepat layanannya. Jarak secara fisik sudah tidak menjadi soal lagi. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini .
Di sisi lain, imbuh Mas Iin, pemerintah harus lebih kreatif menggali potensi dan peluang untuk mengentaskan pengangguran. Menurutnya, menciptakan ribuan Wira Usaha Baru (WUB) juga sangat penting. Caranya dengan banyaknya pelatihan. Selain itu juga intens dengan mengadakan Smart Job Market, Program “Layanan Pekerjaan” bagi keluarga tidak mampu, ekonomi kreatif, start up dan bisnis online.
Menurutnya, pemberian pelatihan diprioritaskan lebih untuk masyarakat yang benar-benar minat berwirausaha. Selain itu juga untuk remaja atau pemuda pemula dan ibu rumah tangga
Mengapa ibu rumah tangga ? Karena banyak sekali pegiat UMKM yang memulai usahanya saat mereka sudah memiliki lebih banyak waktu luang. Seperti saat anak-anaknya sudah agak besar.
Mas Iin menilai, semangat ibu-ibu rumah tangga sangat besar untuk membantu perekonomian rumah tangganya. Disamping untuk skedar mengisi waktu luangnya dan membantu meringankan beban suaminya.
Alumnus Universitas Airlangga tersebut menyebutkan program Santripreneurship (Santri berwirausaha) juga bisa dilakukan. Apalagi banyak santri yang bisa diberdayakan
kreativitasnya. Dengan inovasi santri yang dimiliki, pemerintah bisa memberikan wawasan dan ruang agar santri bisa berwirausaha. “Kita harus dukung mereka yang ingin berwirausaha,” jelasnya.
Mas Iin yang juga lulusan The University of Melbourne, Australia itu minta agar Disnaker di sejumlah daerah harus intens bekerjasama dengan seluruh perusahaan. Nantinya perusahaan itu harus memprioritaskan perekrutan tenaga kerjanya dari penduduk sekitar. Lulusan SMK juga sudah harus memiliki skill mumpuni untuk ditempatkan di perusahaan lokal maupun modal asing. “Pelatihan untuk peningkatan SDM harus dilakukan secara merata. Itu perlu,” pungkasnya. (*)